KRISIS ekonomi global yang menimpa AS sejak tahun 2008 telah
membuat industri porno di negara itu makin besar. Sebelum krisis saja, industri
esek-esek ini menghasilkan triyulan dollar di AS.
Kini, setelah krisis jatuh, makin banyak saja pelakunya.
Penyebabnya adalah semakin banyaknya pengangguran, dan banyak rakyat AS tak
ragu untuk mencari penghidupan lewat bisnis ini.
Misalnya saja, Rebecca Brown. Perempuan yang asalnya bekerja
sebagai pelayan di sebuah restoran, sejak dua tahun yang lalu bisa mendapatkan
penghasilan sebanyak dua ribu dollar hanya dalam waktu semalam saja dari
penghasilannya sebagai penari telanjang di Chicago’s Pink Monkey, sebuah klub
malam pria dewasa.
Padahal uang sejumlah itu ia harus kumpulkan selama satu
minggu dalam pekerjaan sebelumnya. Memang, penari striptease adalah satu bidang
yang paling banyak diminati dalam industri porno ini. “Ada banyak perempuan
cantik yang bersedia melakukan hal itu,” kata Gus Poulos, manajer umum New York
City’s Sin City, klub pria dewasa lainnya.
Poulos menyebutkan satu hari ia bisa menerima 85 orang
pelamar untuk menjadi penari erotis. Bukan hanya itu saja, pekerjaan menjadi
bintang video porno pun makin meningkat.
“Di zaman sekarang, apapun boleh dilakukan,” ujar Jonathan
Alpert, seorang psikoterapist yang terbiasa menangani klien dari industri
hiburan porno. Dan itu terjadi di hampir seluruh AS. Para pemilik usaha ini
mengatakan bahwa kini bisnis mereka kembali mengalami kenaikan pemasukan.
Menurut Paul Fishbein, presiden AVN Media Network (sebuah
perusahaan hiburan dewasa) secara keseluruhan, bisnis porno di AS mengalami
penyusutan sampai 30% dbanding sebelumnya untuk semua segmen, mulai dari klub
malam, majalah, sex shops dan lainnya.
Sumber: Islam Pos
Sumber: Islam Pos
0 komentar:
Posting Komentar