“KALAU dia seorang Muslim yang jujur atau seorang Kristen
yang tulus, agama yang dipeluknya itulah yang akan mempengaruhi sikap hidupnya,
di luar atau di dalam parlemen, di rumah atau di Sidang Kabinet, dalam hidup
pribadi atau hidup bernegara. Dia akan berusaha melaksanakan segala tugasnya
bernegara, menurut yang diridhai oleh Tuhan yang dia percayai. Dan dia akan
menolong agamanya dengan kekuasaan yang diberikan negara kepadanya menurut
kemungkinan-kemungkinan yang ada. Begitulah dia, kalau dia Islam. Begitulah
dia, kalau dia Kristen.” [Buya Hamka]
KAMIS (27/3) Komisi Kerawan Konferensi Waligereja Indonesia
(Kerawam KWI) menyelenggarakan Misa Perutusan untuk para calon legislatif
(caleg) Jakarta dan sekitarnya. Misa diadakan di ruang pertemuan kantor KWI,
jalan Cikini II, Jakarta.
Hadir dalam misa itu sekitar 70 orang. Terdiri dari pengurus
Kerawam KWI, para caleg Jakarta dan sekitarnya, serta para pemerhati. Intensi
misa dilakukan untuk mohon berkat bagi para caleg, agar bisa berjuang dengan
semangat dan hati nurani yang baik.
Dalam pertemuan itu, Sekretaris Kerawan KWI Romo Prapta,
menegaskan bahwa Gereja memiliki perhatian pada kehidupan politik, seperti
terungkap dalam surat gembala para uskup yang dikeluarkan untuk menyambut
pemilihan caleg pada 9 April mendatang.
Dalam sambutannya, Romo Prapta mengingatkan bahwa dalam
surat gembala itu para uskup minta agar umat Katolik ikut memilih. Sedangkan
Krisantono mengatakan bahwa para caleg bukan wakil Gereja atau paroki, tetapi
mereka adalah wakil partai mereka masing-masing. Namun mereka adalah caleg yang
beriman Katolik, yang dipanggil untuk menyampaikan dan menjadi saksi semangat Kristus
dalam karya mereka, antara lain dengan memperjuangkan kebenaran, keadilan dan
kejujuran dalam sepak terjang mereka sebagai wakil rakyat.
Himbauan untuk membawa “Misi Kristiani” dalam pemilu nanti
juga disuarakan Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI). Dalam sidang Majelis
Pekerja Lengkap PGI 2014 di Merauke, Papua, mereka menganjurkan agar warga
gereja ikut secara aktif berpartisipasi dalam Pemilu 2014 dan tidak
“golput.” Salah satu alasan PGI agar
warga Kristiani memilih adalah perintah Bible agar warga Kristen turut dalam
pembangunan nasional. PGI menulis:
Dalam Sidang Raya PGI 1972 di Pematang Siantar, Sumatera
Utara, berdasarkan Lukas 4:18-19, gereja-gereja menegaskan bahwa “Injil adalah
‘Kabar Baik’ yang diperuntukkan bagi setiap orang. Injil yang konkrit memasuki
berbagai persoalan konkrit manusia. Gereja-gereja diajak dan didorong untuk
melibatkan diri dalam pembangunan nasional, sebab di sanalah Kabar Baik
didengar dan dirasakan, asal saja berbagai upaya itu dilakukan dengan
memperhatikan keadilan, martabat manusia, kesejahteraan dan sebagainya. Manusia
tidak boleh dikorbankan bagi pembangunan, melainkan pembangunan untuk manusia.
Itu berarti bahwa gereja-gereja tidak boleh lagi mengurung dirinya dalam
tembok-tembok gereja (ghetto). Gereja harus memasuki seluruh bidang kehidupan,
termasuk bidang politik.”
Seruan yang termaktub dalam pesan pastoral ini kemudian
dibacakan secara langsung Ketua Umum PGI Pendeta AA Yewangoe dan Kepala Biro
Penelitian dan Informasi PGI Hendri Lokra dalam konferensi pers pada 12
Februari 2014 di Jakarta.
Melihat dua organisasi besar Kristen di Indonesia ini, kita
bisa melihat bagaimana persiapan kelompok Kristen dalam menyambut Pemilu tahun
2014. Lantas ke manakah suara mereka akan disalurkan?
Sumber: Islam Pos
0 komentar:
Posting Komentar